Kamis, 19 Juni 2008

Kesenangan di bawah kekesalan orang

Hari ini masih aja antrian panjang di pom bensin. Tadi pagi waktu nonton berita di sctv, katanya kelangkaan BBM ini masih terjadi di sejumlah daerah diantaranya di Solok, Jambi dan Banjarmasin. Alasannya masih terlambatnya pasokan.

Kalau kita mau antri harus pagi-pagi benar nongkrong di SPBU. Kata satpam BUKOPIN. "Pak kalau mau dapat bensin, Bapak antri aja jam 7.30 pagi paling satu jam udah dapat . Kalau jam 7.30 udah antri di SPBU wah di rumah masih repot nih. Trus kata kawan saya, kalau mau beli bensin di eceran aja wan, cuma 10.000 seliternya. Ngapain antri lama-lama belum lagi panas pula, tar tambah hitam luh wan.

Pihak pengecer ada yang nakal juga. Dia merasa di atas angin, dan pihak pengendara mau gak mau harus beli nggak ada daya tawar terpaksa kadang-kadang beli seliternya sampe 15.000 ataupun bahkan sampe 20.000. Emang alasannya klasik sih, wah antrinya panjang pak. Wajar lah kalau kami menaikkan harganya.

Tapi tadi pagi, kata si ibu tukang batako. Wah sekarang saya nggak jualan bensin dulu. Soalnya ada razia polisi. Kalau ada yang jual bensin sampe 15.000 adukan aja ke polisi kata si ibu. Trus katanya maksimal harga bensin perliternya 8.000 di eceran. Jadi si ibu malas juga cari bensin eceran. Soalnya nggak sebanding dengan hasilnya.

Tapi kayanya nggak benar juga kalau harga bensin di eceran sampe 20.000. Mentang-mentang orang butuh jangan sampe kita disangka memanfaatkan kondisi ini. Yah harganya sewajarnya aja. Sekalian cari pahala. Jangan sampai kita jualan tapi dihati si pembeli dongkol karena terpaksa mau nggak mau harus membeli. Kalau harganya wajar saja kayanya enak dech, baik si pembeli atau penjual sama-sama diuntungkan.

Yah saling tolong menolong lah. Kayanya bagus juga kalau menolong di saat ini dimana kayanya pahalanya besar sekali dech.

Tidak ada komentar: